oleh

BAHASA DAERAH DAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA.

Penulis : Muhammad Nuzul Febrian. Koordinator Humas,SEPAKAT Bombana.

Sejak tahun 1999, tanggal 21 Februari ditetapkan oleh UNESCO, Persatuan Bangsa-Bangsa, sebagai International Mother Language Day, untuk mengangkat kepedulian keragaman budaya dan bahasa. Penetapan ini lahir dari sebuah peristiwa dramatis di Dhaka, Bangladesh, yang memprotes penetapan satu bahasa di sana sebagai bahasa nasional yang resmi, padahal di sana ada beberapa bahasa yang sama-sama memiliki banyak penutur.

Keprihatinan UNESCO membuktikan bahwa ada nilai lebih dari bahasa daerah selain untuk sekadar alat komunikasi.

Bahasa daerah menyumbang kosakata dalam bahasa Indonesia. Kata ‘nyeri’ yang berarti ‘sakit karena sebab tertentu’, berasal dari bahasa Sunda. Kata ‘mabal’ yang berarti ‘memakai jalan tidak biasa dan membolos sekolah’ berasal dari bahasa Sunda dengan arti yang sama. ‘Amblas’ yang berarti ‘hilang sama sekali’, berasal dari bahasa Jawa. ‘Lawas’ yang berarti ‘kuno’, juga berasal dari bahasa Jawa. Kata ‘pusara’ berasal dari kata ‘pesara’ dalam bahasa Minang, yang berarti ‘kuburan’.

Dalam bidang teknologi misalnya, ada beberapa istilah yang telah dimanfaatkan dan sudah diterima oleh masyarakat, misalnya kata ‘unduh’ dan ‘unggah’ yang diserap dari bahasa Jawa yang digunakan sebagai padanan kata ‘download’ dan ‘upload’. Makin kaya bahasa daerah, makin besar pula kemungkinan bahasa Indonesia berkembang.

Bahasa daerah adalah alat penghubung dalam keluarga dan masyarakat daerah. Coba saja pergi ke suatu daerah, saat Anda bicara dalam bahasa setempat, masyarakat akan lebih mudah menerima Anda sebagai bagian dari mereka.

Memang, bahasa daerah dapat dijadikan media penghubung antara generasi sebelumnya dengan generasi sekarang untuk menyiapkan generasi yang akan datang yang kokoh jati dirinya dan menghargai serta bangga akan warisan leluhurnya.

Bahasa adalah jembatan kebudayaan, sehingga jika Anda ingin mempelajari suatu budaya, akan lebih baik jika Anda mulai dengan mengenal bahasanya. Dengan mengenal dan menguasai suatu bahasa, Anda bisa lebih dekat dengan budaya suatu daerah.

Bahasa daerah dapat mengarahkan siswa untuk berkembang dalam lingkungan lokalnya sehingga pembelajarannya juga penting karena dapat membangun dan menguatkan karakter bangsa.

Maka dari itu kami komunitas SEPAKAT menyuarakan kembali bahwa bahasa daerah dalam hal ini bahasa MORONENE agar dimasukkan ke dalam mata pelajaran MULOK (muatan lokal) di dalam sistem pendidikan yang berada di kabupaten Bombana sebagai bentuk pelestarian budaya dan pendidikan karakter bangsa yg disebut bung Karno ” NATIONAL AND CHARACTER BUILDING”.

Intinya dengan banyaknya bahasa di Indonesia membuktikan bahwa Negara kita kaya akan budaya yang masih terpelihara sampai sekarang.
bahasa daerah itu baik dan membuat kita kaya tetapi penggunaanya harus tepat dan yang penting kita tidak boleh lupa dengan bahasa resmi bahasa Indonesia yang semua orang tinggal di wilayah nusantara seharusnya bisa menggunakannya. Intinya semuanya sudah baik bahasa resmi dan bahasa daerah yang patut kita syukuri, kita tinggal mempelajarinya dengan baik dan kita harus bangga menggunakannya dan satu lagi jangan pernah mengolok-olok bahasa daerah manapun. Ingat itu adalah salah satu kekayaan Indonesia yang kita patut bangga, bayangkan saja jika kita berada di daerah itu dan harus menggunakan bahasa yang kita olok-olok untuk menyambung hidup didaerah tersebut. Dan bagaimana jika orang-orang tahu kalau kita pernah meremehkan bahasa yang mereka gunakan itu.

 

BACA JUGA BERITA MENARIK LAINNYA