Bombana,HarapanSultra,COM / – Di tengah keheningan dan keasrian Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW), tersembunyi sebuah permata budaya yang bernama Hukaea Laea. Perkampungan adat ini adalah rumah bagi Suku Moronene, etnis pribumi yang mendiami wilayah Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, dan dikenal sebagai salah satu suku tertua di jazirah ini.
Warga Hukaea Laea, yang terletak di wilayah administrasi dusun III, Desa Watuwatu, masih menjunjung tinggi tradisi leluhur mereka. Salah satu tradisi yang paling sakral adalah ritual mowuwusoi, sebuah ungkapan kegembiraan dan rasa syukur atas keberhasilan panen yang dilakukan setiap tahun. Ritual ini melibatkan serangkaian proses yang dimulai dari persiapan hingga pelaksanaan, dan diakhiri dengan tahap penyucian diri atau mototamai.
Akses ke Hukaea Laea tidaklah mudah. Harus melewati kawasan savana TNRAW sejauh 9 KM dengan jalan tanah bertekstur lembek, dan jarak dari kampung adat ke Desa Watuwatu adalah sekitar 20 KM dari Rumbia, ibukota Kabupaten Bombana. Namun, keterpencilan ini justru menambah keunikan dan keaslian dari Hukaea Laea sebagai salah satu kampung adat yang masih kental akan tradisi adat
Meskipun generasi muda mulai kurang memahami fungsinya, proses pelaksanaan ritual mowuwusoi tetap dijaga. Ritual ini tidak hanya mengandung fungsi sosial dan hiburan, tetapi juga fungsi religi dan ekologi yang mendalam. Mansur Lababa, tokoh adat Hukaea Laea dan mantan anggota DPRD Bombana, menekankan pentingnya pemahaman dan pelestarian tradisi ini.
Hukaea Laea adalah bukti nyata bahwa tradisi dan budaya dapat bertahan di tengah arus modernisasi. Dengan dukungan pemerintah dan komunitas, seperti penetapan wilayah adat Moronene oleh pemerintah1, diharapkan Hukaea Laea tidak hanya menjadi simbol kearifan lokal, tetapi juga destinasi wisata yang menunjukkan kekayaan budaya Indonesia.(ADV)