Bombana,HarapanSultra,COM | – Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVII yang berlangsung di Solo bukan hanya tentang adu kekuatan fisik dan strategi di arena, tetapi juga panggung pembuktian bagi ribuan atlet disabilitas yang melampaui batas dan menepis stigma. Ajang bergengsi ini menjadi selebrasi keberanian, ketangguhan, dan kebanggaan yang meruntuhkan pandangan miring yang masih melekat di tengah masyarakat.
Di balik megahnya panggung Peparnas, masih ada realita yang perlu diperjuangkan bersama. Ketua NPCI Kabupaten Bombana, Achmad Said Effendy, S.T., M.M., mengungkapkan bahwa stigma sosial terhadap penyandang disabilitas masih menjadi tantangan besar, bahkan dalam lingkungan terdekat mereka sendiri.
Berani Tampil, Berani Menginspirasi
“Banyak orang tua yang menyembunyikan anak mereka karena merasa malu atau takut dicap negatif. Mereka berpikir seolah-olah memiliki anak dengan disabilitas adalah hukuman,” ungkap Achmad Said saat berbicara dengan media, Selasa (8/10/2024).
Hal ini menjadi perhatian besar bagi NPC Bombana. Menurut Achmad, Peparnas harus menjadi titik balik yang membuka mata semua orang bahwa disabilitas bukan akhir dari segalanya. Justru di arena ini, setiap individu menunjukkan keistimewaan mereka dan meraih prestasi dengan caranya sendiri.
“Kita ingin menunjukkan bahwa anak-anak mereka juga bisa berprestasi. Bukan hanya untuk mengharumkan nama daerah, tetapi juga membuktikan bahwa mereka mampu berdiri sejajar dengan siapa pun,” tambahnya.
Media Sebagai Jembatan Perubahan
Achmad Said menyadari bahwa perjuangan melawan stigma sosial tidak bisa dilakukan sendirian. Peran media sebagai penghubung antara kisah inspiratif para atlet dan masyarakat luas sangat dibutuhkan agar pesan tentang keberanian dan prestasi ini sampai ke akar rumput.
“Saat ini kita memang butuh media partner seperti ini, biar kabar itu sampai ke grass root. Semakin banyak cerita yang diangkat, semakin besar kesadaran masyarakat bahwa mereka (atlet disabilitas) juga bagian dari kebanggaan Indonesia,” ujarnya penuh harap.
Pesta Olahraga yang Merangkul Semua
Peparnas Solo 2024 tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga momen bagi atlet disabilitas untuk merasakan kemeriahan dan kegembiraan layaknya pesta besar. Achmad Said mengapresiasi pelaksanaan pertandingan yang berjalan lancar selama dua hari pertama.
“Bagaimanapun, kita mengharapkan pertandingan ini berjalan smooth agar semua atlet bisa merasakan pengalaman yang berkesan. Ini adalah pesta mereka, jadi kita buat sebaik mungkin,” jelasnya.
Peparnas menjadi pengingat bahwa olahraga adalah milik semua orang, tanpa memandang keterbatasan. Di sini, setiap atlet mendapatkan panggung yang adil untuk menampilkan kemampuan terbaik mereka.
Lebih dari Sekadar Kompetisi
Bagi para atlet disabilitas, setiap langkah di arena adalah kisah perjuangan yang penuh inspirasi. Di balik medali yang mereka perjuangkan, ada perjalanan panjang penuh latihan, pengorbanan, dan keberanian.
Achmad Said berharap masyarakat dapat belajar menghargai perjuangan ini dan mulai mengubah cara pandang terhadap penyandang disabilitas. “Kami ingin masyarakat menyadari bahwa dukungan adalah kunci. Anak-anak disabilitas akan tumbuh lebih percaya diri jika mereka merasa diterima dan didukung oleh keluarga serta lingkungannya,” tegasnya.
Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Inklusif
Achmad Said menutup pernyataannya dengan ajakan untuk bergandeng tangan demi menciptakan masyarakat yang lebih inklusif. “Peparnas ini adalah titik awal. Jika kita semua berperan aktif, akan ada lebih banyak anak dengan disabilitas yang percaya diri dan bangga pada dirinya sendiri,” ucapnya penuh optimisme.
Peparnas 2024 bukan sekadar ajang olahraga, tetapi selebrasi keberanian dan kemenangan atas keterbatasan. Mari kita jadikan momen ini sebagai pengingat bahwa setiap individu memiliki potensi luar biasa. Dukungan Anda dapat menjadi langkah kecil yang mengubah hidup seseorang dan memperkuat semangat kesetaraan bagi Indonesia.
