Bombana,HarapanSultra,COM/ – Pulau Kabaena, yang terletak di Sulawesi Tenggara, merupakan salah satu daerah dengan keindahan alam dan warisan budaya yang kaya. Pulau ini memiliki lanskap yang didominasi oleh pegunungan dan bebatuan, termasuk sebuah bukit karst yang dikenal sebagai Batu Sangia.
Selain pegunungan, Pulau Kabaena juga memiliki sejumlah pantai dan gugusan pulau-pulau kecil yang menambah pesona alamnya. Masyarakat setempat memanfaatkan tanah subur di lembah pegunungan dan pesisir pantai untuk pertanian, yang menjadi tulang punggung ekonomi mereka. Pada masa lalu, Kerajaan Buton bahkan menjuluki daerah ini sebagai “Kobaena” atau penghasil beras.
Pada abad ke-16, Pulau Kabaena merupakan pusat Kerajaan Tokotu’a yang berpusat di kaki Gunung Sangia Wita. Kerajaan ini mencapai kejayaannya berkat pertanian yang subur dan berkembangnya budaya lokal. Bukti sejarah kejayaan ini masih terlihat pada Benteng Tawulagi, yang menjadi tempat pelantikan Mokole (raja). Benteng ini, bersama dengan benteng-benteng lain seperti Doule, Tontowatu, Mataewolangka, dan Tuntuntari, memainkan peran penting dalam sistem pertahanan kerajaan.
Selain warisan budayanya, Pulau Kabaena juga memiliki kekayaan alam yang melimpah, termasuk keanekaragaman terumbu karang di laut dan potensi tambang di daratan seperti nikel, emas, dan batu kromrik matahari. Sumber daya ini telah menarik perhatian banyak perusahaan pertambangan, meskipun kegiatan eksploitasi sering menimbulkan kontroversi terkait dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat setempat.
Pulau Kabaena adalah sebuah paradoks. Di satu sisi, ia adalah simbol kejayaan masa lalu, dengan kekayaan alam yang melimpah dan warisan budaya yang kaya. Namun di sisi lain, ia juga menjadi cermin dari dampak buruk pengelolaan sumber daya alam yang tidak bijaksana, yang telah mengakibatkan kemiskinan bagi masyarakat yang dulunya makmur.
Melihat ke depan, tantangan terbesar Kabaena adalah bagaimana mengelola kekayaan alamnya secara berkelanjutan, sembari melestarikan warisan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka. Dengan pendekatan yang tepat, Kabaena bisa menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dalam mengharmoniskan pengelolaan sumber daya alam dengan pelestarian budaya dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.