Wakatobi, Harapansultra.com | Untuk memastikan makanan pasien reaktif hasil rapid test terjamin, Bupati Wakatobi, Arhawi bersama tim gugus tugas mendatangi tempat isolasi di SD Negeri 1 Desa Liya Bahari, Kecamatan Wangi-wangi Selatan.
Berbincang dengan sejumlah tenaga medis yang menangani pasien, bupati mengatakan, pasien yang telah diisolasi tersebut harus dipastikan tidak keluar. Untuk itu, Ia berpesan agar makanan pasien dapat diantarkan langsung oleh tenaga medis.
“Soal kebutuhannya nanti dikomunikasikan dengan tim gugus tugas, agar bisa dipastikan pasien yang dirawat tidak kelaparan. Soalnya jangan sampai karena lapar imunitas tubuhnya menurun,”ucapnya.
Arhawi menambahkan, bahkan pakan ternak milik pasien yang dirawat harus dijamin. Sebab, dengan terisolasinya pasien tidak ada yang bisa dilakukannya.
“Nanti coba komunikasikan dengan kepala desa bagaimana pakan ternaknyapun bisa diberikan makan,”tuturnya.
Diketahui dua orang Warga Wakatobi, Sulawesi Tenggara reaktif positif Imunoglobulin G setelah dilakukan Rapid Test oleh tenaga medis setempat. Dari riwayat perjalanannya, dua warga yang merupakan satu keluarga tersebut diintefikasi datang dari kalimantan dengan riwayat perjalanan menggunakan kapal pelni KM. Lambelu dan Dorolonda ke Wakatobi sejak 6-7 April lalu.
“Penumpang KM Lambelu dan Dorolonda sudah dilakukan pemeriksaan rapid test dan ternyata 50 persen dari 143 orang ini ada dua orang warga kita yang menurut hasil Rapid rest itu dinyatakan Positif IGG. Dua orang ini merupakan keluarga yakni perempuan 38 tahun dan dengan adenya laki-laki berumur 11 tahun,” Sebut ketua tim gugus tugas, Arhawi belum lama ini.
Kendati hasil Rapid Test kedua orang tersebut menunjukan reaktif positif, Keduanya sudah melewati masa inklubasi selama 14 hari. Sehingga, untuk menyimpulkan bahwa keduanya positif Covid-19 atau tidak keculai sudah dilakukan tes Swab. Tes Swab akan dilakukan pasca pasien menjalani masa isolasi 7 hingga 10 hari setelah dinyatakan positif versi rapid test.
Laporan; Samidin