Wakatobi, harapan sultra.com | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten Wakatobi Muhammad Ikbal menegaskan Wakatobi harus segera menutup akses udara dan laut. Hal itu menurutnya penting untuk mencegah dan memutus mata rantai Covid-19.
Di ruang rapat DPRD bersama Pemerintahan daerah, Kamis (26/3/2020), ia mengatakan apabila kabupaten Wakatobi tidak memutus mata rantai melalui penutupan akses udara dan laut maka tidak menutup kemungkinan virus yang menjadi pendemi global ini akan menyebar termasuk di Wakatobi.
“Untuk mencegah itu ya kita harus putuskan mata rantainya minimal kita mencegah dulu. Nanti 14 hari lagi baru kita lanjutkan transportasi udara dan laut, karena kalau ini dibiarkan saya yakin dan percaya. tadi malam saya dengar di kolaka sudah terjadi lagi positif Covid-19,”katanya.
Politisi PAN itu melanjutkan, dengan keterbatasan dokter dan tenaga medis serta alat pelindung diri yang belum memadai, bakal membuat kewalahan kendati hanya satu orang pasien yang ditangani. Sehingga langkah preventif dapat dilakukan sedini mungkin dengan cara menutup akses masuk dan keluar di bandara maupun di pelabuhan.
“Kalau ada yang kena satu orang maka harus ada yang korbankan nyawa satu orang untuk mencegah penularan virus ini. Untuk itu saya tegaskan putuskan mata rantai hingga tidak ada lagi. Minimal kita bisa duduk di rumah untuk mencegah itu dulu. Tidak bisa lagi kita main-main, saya tegaskan lagi kalau satu orang saja yang kena habis kita,”jelasnya.
Tanggapi hal itu, Sekretaris daerah kabupaten Wakatobi, La Jumadin mengatakan, semua masukan yang disampaikan oleh DPRD akan menjadi bahan evaluasi untuk tim gugus tugas penanggulangan Covid-19. Namun, untuk Sementara ini pihaknya masih mengikuti keputusan presiden dengan protokol mengisolasi diri, belum sampai ke tahap menutup akses keluar masuk bandara maupun dermaga pelabuhan.
“Untuk tugas kesehatan kita bersama TNI polri sudah turun. Tinggal satu yang ingin kita lakukan, TNI-Polri bersama pol PP jika melihat kerumunan orang langsung di halo halo dan disuruh masuk,”tuturnya.
Sedangkan alat-alat kesehatan untuk menangani pasien Covid-19, pihaknya telah memesan alat pelindung diri untuk berjaga-jaga sebanyak 20 unit. Keterbatasan ADP di seluruh Indonesia mengharuskan Wakatobi menunggu. Selain itu, tim gugus tugas telah menyiapkan ruang isolasi yang nantinya bakal digunakan untuk pasien positif Covid-19.
“Mudah-mudahan ruang isolasi itu hanya dibuat tapi tidak ada yang masuk. Karena kalau ada yang masuk, menurut dokter hasil rapat kita dua malam yang lalu di ruangan saya bersama tim medis satu pasien yang sudah di isolasi harus membutuhkan ADP sebanyak 18 ADP dan setiap alat pengamanan diri itu harganya 3 juta Lima ratus. Inipun kita masih menunggu,”ujarnya.
Laporan ; Samidin