Wakatobi, Harapansultra.com | Ketua DPD partai Berkarya, Irwan Agung mengakui, demokrasi di Wakatobi tumbuh dengan sangat baik pada masa pemerintahan Arhawi.
Bukan tanpa alasan, Lelaki dengan panggilan akrab Igo ini menuturkan, tumbuhnya demokrasi yang baik ini dapat dilihat dari bebasnya masyarakat Wakatobi dalam menyampaikan aspirasi, baik melalui media sosial maupun melalui aspirasi di lapangan.
“Lahirnya berbagai kritik yang muncul, baik di media sosial maupun dengan demonstrasi menandakan, era Arhawi sangat terbuka untuk menerima kritikan,”tuturnya, saat kampanye perdana, pasangan calon bupati Wakatobi, Arhawi dan Hardin La Omo di Pongo kecamatan Wangi-wangi, Kamis (1/10/2020).
Namun, Igo menjelaskan, masyarakat harus lebih cerdas dalam memilah mana yang disebut kritik dan memfitnah. Sebab, hal itu dapat membuat demokrasi di Wakatobi mengalami kemunduran.
“Pengkritik Itu beda dengan tukang fitnah, masyarakat harus faham hal itu. Salah satu yang sering kita saksikan, orang mengfitnah Arhawi bahwa dia tidak tunaikan janji politiknya. Jika mendengar hal itu, mari coba kita membuka mata, jangan hanya membuka telinga. Kita saksikan betapa majunya Wakatobi di masa Arhawi,”jelasnya.
Dikesempatan yang sama, calon bupati Wakatobi, Arhawi saat menyampaikan orasi politiknya di hadapan masyarakat, mengatakan, masyarakat Wakatobi harus lebih berhati-hati dengan fitnah yang dilontarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Khawatirnya, masyarakat Wakatobi terpecah hanya karena persoalan politik.
“Eskalasi politik tahun 2020 ini berbeda dengan 2015 lalu, karena berkembang teknologi yang sudah cukup maju, masyarakat bisa dengan mudah diprovokasi lewat media sosial. Untuk itu, dikesempatan ini saya ingin menyampaikan kepada tim pasangan HALO untuk dapat mencegah terjadinya perpecahan diantara kita dengan selalu melempar senyum. Selalu mundi-mundi dan kurangi mburu-mburu,”ucapnya.
Dirinya melanjutkan, Ia bukan tidak mau mendengar kritik yang disampaikan masyarakat, tetapi di momen politik seperti sekarang, banyak pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab memecah belah persatuan dengan menyebar kabar bohong mengenai kepemimpinannya.
“Contohnya saja masalah bantuan 20 juta. Hal ini diplintir bahwa seolah olah saya akan memberikan 20 juta secara cuma-cuma kepada masyarakat. Uang pemerintah digelontorkan itu punya mekanisme dan ada berbagai prioritas yang harus kita selesaikan. Bantuan 20 juta itu diberikan kepada pelaku UMKM yang layak menerima itu,”pungkasnya.
Laporan ; Samidin