Bombana,HarapanSultra,COM / – Kabupaten Bombana kini berada di tengah misi besar: memastikan bahwa dana desa benar-benar sampai kepada masyarakat yang membutuhkan dan dikelola dengan sebaik-baiknya. Namun, tugas ini tidak hanya sekadar memastikan dana digunakan dengan benar. Lebih dari itu, ada pendekatan humanis yang diambil oleh Inspektorat Kabupaten Bombana, yang dipimpin oleh Ridwan S. Sos, M.P. Mereka tidak datang hanya untuk mencari kesalahan atau menegakkan aturan dengan keras. Sebaliknya, Inspektorat memilih pendekatan persuasif, membantu aparatur desa agar lebih terampil dan tertib dalam administrasi, pengelolaan, serta perencanaan.
Dalam sebuah wawancara eksklusif, Ridwan mengungkapkan langkah yang telah ditempuh oleh Inspektorat sejak Juli 2024. “Kami telah melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap pengelolaan dana desa yang dipegang oleh kepala desa di seluruh Bombana. Tahun ini, kami sedang memantau bagaimana dana itu digunakan untuk proyek-proyek di lapangan, dan pemeriksaannya masih terus berlangsung,” ungkap Ridwan di kantornya pada Kamis (01/08/2024).
Hasil dari pemeriksaan ini cukup menggembirakan, meskipun masih ditemukan beberapa kekurangan. Menariknya, kekurangan tersebut tidak berkaitan dengan penyalahgunaan atau korupsi, melainkan lebih kepada masalah teknis seperti volume pekerjaan yang tidak sesuai standar. Ridwan menjelaskan, “Temuan yang ada masih dalam batas wajar, yaitu kekurangan volume pada beberapa proyek. Ini bukan kesalahan besar, tetapi kami tetap memberikan pembinaan. Kami ingin ke depannya, tidak ada lagi masalah seperti ini, sehingga pengelolaan dana desa bisa lebih maksimal.”
Pendekatan pembinaan yang dipilih oleh Inspektorat menjadi sorotan tersendiri. Dalam dunia birokrasi, tidak jarang pengawasan pemerintah terkesan kaku dan penuh tekanan. Namun, Inspektorat Bombana menawarkan model yang berbeda. Alih-alih menakut-nakuti dengan sanksi, mereka mengulurkan tangan untuk membantu. “Kami sudah sampaikan kepada kepala desa, jika ada proyek pembangunan fisik yang masih berjalan dan belum selesai, segera laporkan kepada kami. Kami siap mendampingi, memberikan masukan, sehingga mereka bisa menyelesaikan dengan baik dan tepat waktu,” jelas Ridwan.
Bagi mantan Asisten Administrasi Umum Setda Bombana ini, kunci dari pengawasan yang efektif bukanlah sekadar memberi peringatan atau menyoroti kekurangan. Justru sebaliknya, Inspektorat berperan sebagai mitra strategis bagi aparatur desa. Ridwan menekankan bahwa inspektorat adalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang lebih mengedepankan pembinaan ketimbang hukuman. “Kami selalu terbuka untuk konsultasi. Saya ingin, dengan adanya pembinaan yang intensif dari kami, aparatur desa tidak merasa diawasi secara ketat, tetapi merasa didukung,” tambahnya.
Pendekatan persuasif ini mendapatkan respons positif dari aparatur desa. Ridwan mengakui bahwa ada banyak desa yang segera merespons instruksi Inspektorat untuk berkonsultasi terkait proyek pembangunan fisik yang menggunakan dana desa. Beberapa kepala desa yang semula ragu untuk melaporkan progres proyek, kini aktif berkoordinasi, bahkan menyurati Inspektorat untuk meminta pendampingan lebih lanjut. “Ini menunjukkan bahwa mereka sadar akan pentingnya transparansi dan ingin pengelolaan dana desa di wilayah mereka berjalan sesuai aturan,” kata Ridwan.
Salah satu aspek penting dari pendampingan ini adalah meminimalisir temuan di masa depan. Ridwan menuturkan bahwa Inspektorat akan terus hadir di lapangan, mendampingi setiap tahapan pengelolaan dana desa, dari perencanaan hingga pelaksanaan. Dengan cara ini, Inspektorat memastikan bahwa tidak ada lagi temuan yang menghambat pembangunan desa. “Kami ingin desa-desa di Bombana bisa lebih mandiri dalam mengelola anggarannya. Jika ada kesulitan atau kendala, kami siap membantu, bukan menunggu hingga ada masalah,” jelasnya.
Di tengah tantangan besar dalam pengelolaan dana publik yang sering kali menjadi sorotan, Inspektorat Bombana memilih untuk menjadi pemandu, bukan penghukum. Pendekatan ini sejalan dengan visi Penjabat Bupati Bombana, Edy Suharmanto, yang menekankan pentingnya tata kelola yang baik dan transparansi dalam setiap program pembangunan. “Dengan adanya bimbingan langsung dari Inspektorat, kami optimis desa-desa di Bombana akan lebih siap menghadapi tantangan pengelolaan dana desa di masa depan,” tutup Ridwan dengan penuh harapan.
Langkah-langkah yang diambil oleh Inspektorat Bombana tidak hanya menyentuh aspek teknis, tetapi juga membangun kepercayaan dan kolaborasi antara pemerintah daerah dan aparatur desa. Ini adalah bukti nyata bahwa pengawasan yang baik tidak harus selalu tentang hukuman, tetapi bisa melalui pembinaan dan pendampingan. Dan di Bombana, upaya ini sudah mulai menampakkan hasilnya. Kepala-kepala desa yang dulu merasa ragu, kini berani melangkah maju, dengan keyakinan bahwa mereka didukung penuh untuk mewujudkan pembangunan yang lebih baik di desanya masing-masing.
Inspektorat Bombana membuktikan bahwa dalam setiap upaya pengawasan, dialog dan kolaborasi adalah kunci. Dan melalui pendekatan ini, mereka siap membawa perubahan yang lebih baik bagi seluruh desa di Kabupaten Bombana.