Wakatobi, Harapansultra.com | Kondisi geologi Wakatobi terkhusus pulau Wangi-wangi yang sifatnya lebih di dominasi batuan berpori (batuan Gamping) menyebabkan air tawar dalam batuan akan lebih mudah tercemar. Hal itu diungkapkan Prof. Dr Ir. Sumbangan Baja M.Phil pasca menggelar Seminar Penyusunan Masterplan Kawasan Padakuru yang digelar di Villa Nadila, Kamis (12/3/2020).
Profesor asal Universitas Hasanudin Makassar tersebut menjelaskan dengan kondisi geologi seperti itu, baik limbah industri maupun limbah rumah tangga akan dengan mudah mencemari air tawar. Lebih limbah rumah tangga seperti tempat pembuangan kotoran (feses). Penggunaan septic tank yang tidak ramah lingkungan dapat menyebabkan kotoran akan mudah mengalir ke sumber air tawar melewati pori-pori pada batuan. Belum lagi intrusi air laut yang secara langsung berpengaruh terhadap air tawar.
“Yang mempengaruhi kualitas air yang pertama adalah limbah. bisa limbah industri, bisa saja limbah dari pembuangan misalnya sisa bahan bakar, oli atau tumpahan tumpahan minyak. Kemudian persampahan,”ungkapnya.
Dengan kondisi seperti ini, pihaknya bersama pemerintah daerah akan melakukan penelitian guna mencari tahu dan memetakan sumber air yang digunakan PDAM. Sehingga kedepannya untuk mengantisipasi berkurangnya sumber air tawar ataupun langkah pencegahan pencemaran air oleh limbah dapat segera dilakukan sedini mungkin.
Ia melanjutkan, sementara ini timnya sedang menerjunkan alat Geolistrik untuk mencari tahu titik sumber air. Setelah itu, pihaknya akan melakukan kajian, beberapa bulan ke depan baru kemudian dapat diketahui hasilnya.
“Bisa saja suatu saat kita akan krisis air. Meskipun kita belum tau kapan tapi tak menuntut kemungkinan jika sumber air tawar kita sudah habis atau meskipun belum habis tapi sudah tercemar, terpaksa kita akan mengambil air dari tempat lain seperti dari tanah Buton misalnya, atau pilihan lainnya menggunakan air laut dengan teknologi tinggi,”ucap profesor yang menjabat ketua rektor II Unhas tersebut.
Kendati demikian, Ia menyampaikan bahwa masyarakat Wakatobi tidak perlu khawatir. Ia berharap dari hasil penelitian yang dilakukan, air tawar di kabupaten Wakatobi belum cukup tercemar tetapi baiknya pemerintah maupun masyarakat harus mulai melakukan langkah antisipasi.
“Kita harus menjaga sumber air baik volume maupun kualitasnya. Bisa jadi apabila kita tidak dijaga dan tercemar, volumenya tinggal sedikit maka kita akan krisis air,”pungkasnya.
Laporan ; Samidin