Wakatobi, Harapan Sultra.com | Sikola Kampo (Sekolah Kampung) di pulau Tomia, Kabupaten Wakatobi terlibat sebagai salah satu peserta di event bertajuk “Recyclage De Metal Rouille” yang digelar oleh salah satu organisasi seniman dan peduli lingkungan di Prancis. Jumat, 29 April 2022.
Event tersebut digelar sebagai alternatif sederhana dari permasalahan lingkungan seperti sampah plastik dikemas menjadi karya seni atau mendaur ulang sampah yang ada di pesisir pulau Tomia khususnya.
Madee Poppins sangat mengapresiasi Sikola Kampo yang berada di desa Kahianga, pulau Tomia, Wakatobi, Indonesia telah bergabung dan berbagi pengalaman dalam event Recyclage De Metal Rouille yang digelar di Kota Nantes, Prancis melalui rekaman video aksi dan hasil karya berdurasi 4 menit 48 detik.
“Kreatif kontribusi pikiran akan selalu menemukan tempat yang tepat dan mengarah pada penciptaan produk kreatif. Dalam event ini, para seniman yang terlibat bukan hanya menampilkan karya musik mereka yang menggemakan isu pencemaran lingkungan, melainkan juga memamerkan aksi dan hasil karya mereka yang berbahan dasar limbah plastik seperti, baju, tas, lukisan, instalasi, dan lain sebagainya,” ucapnya.
Berbagi dan Bereaksi untuk Alam. Manusia selalu memiliki hubungan yang kuat dengan tanah dan lingkungan, baik itu sebagai sumber daya, atau jangkar sosial dan psikologis.
Madee Poppins menyampaikan, Sikola Kampo memperlihatkan aksi mengumpul, memilah, dan menyusun sampah plastik menjadi sebuah karya yang luar biasa seperti robot dan ikan dari paduan sampah plastik korek api, sisir, sikat gigi, penutup botol, pipet, mainan anak-anak, botol sampo, sendal, hanger baju, botol oli, sendok plastik, garpu plastik dan sampah lainnya.
“Hubungan kita dengan suatu tempat adalah aspek mendasar dari identitas kita dan oleh karena itu perubahan pada tempat atau lingkungan itu menjadi pengaruh utama perubahan dalam diri kita, komunitas kita, mata pencaharian kita, kesejahteraan kita, dan dalam beberapa kasus, kemampuan kita untuk bertahan hidup. Semoga kedepannya, saya bersama teman-teman bisa berkunjung ke dua kalinya di pulau Tomia, Indonesia,” tutupnya.
Diketahui, Sikola Kampo merupakan sebuah wadah atau ruang belajar kepada siapapun dan tentang apapun yang berkaitan dengan sumber daya lokal di Wakatobi, khususnya pulau Tomia.
Gambaran Sikola Kampo adalah siapapun bisa menjadi guru dan siapapun bisa menjadi peserta. Dalam artian sederhananya, berbagi pengalaman dengan siapapun dan menerima pengalaman bersama siapapun, dimanapun tempatnya, baik dalam ruangan maupun di alam bebas.
Laporan; Samidin