Wakatobi, Harapansultra.com | Aksi Demontrasi yang dilakukan oleh puluhan mahasiswa dan masyarakat mengenai penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) periode ke dua di kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara yang kurang transparan berakhir ricuh, Senin (6/7/2020).
Saat masa aksi menyeruduk pagar kantor bupati yang dijaga ketat oleh pihak keamanan, saling dorong hingga bentrokan antar masa aksi dan pihak keamananpun tidak bisa terhindarkan. Akibatnya, seorang aktivis, yang juga sebagai koordinator lapangan Emen Lahuda mengalami luka di bagian wajah sampai berlumuran darah.
“Tadi saya di pukul oleh teman-teman kepolisian dan pihak POL PP untuk itu saya menuntut keras agar kiranya kami tidak menginginkan lagi Kapolres yang ada di Wakatobi. Dia harus mundur dari jabatannya,”Kesalnya.
Atas kejadian itu, salah satu orator Roziq Arifin mengatakan, akan menempuh jalur hukum agar yang melakukan tindakan represif kepada dirinya dan rekan-rekannya dapat diproses seadil-adilnya.
“Kami akan melakukan langkah-langkah proses hukum untuk kemudian menindaklanjuti kasus pemukulan ini sampai oknum tersebut harus dipecat dari jabatannya,”tegasnya.
Selain seorang aktivis, salah satu personil dari intelkam Polres Wakatobi juga mengalami luka dibagian kepala akibat lemparan batu dari masa aksi hingga dilarikan ke Puskesmas terdekat.
Sampai berita ini diterbitkan, sejumlah pihak yang merasa dirugikan sudah melapor ke Polres Wakatobi. Kepala kepolisian resort Wakatobi mengatakan bakal segera melakukan proses hukum atas kejadian tersebut.
“Kita cek dulu siapa yang melakukan pemukulan,”ucap AKBP Anuardi.
Untuk diketahui, tuntutan masyarakat beserta mahasiswa terkait Transparansi BST tersebut pada hari yang sama dijawab oleh sekretaris Dinas Sosial, La Ode Kaslan secara terpisah di ruang kerja Asisten Bupati.
Kaslan menjelaskan, BST tahap II bukannya tidak akan disalurkan melainkan, penyaluran BST tahap II ini dilakukan tidak secara serentak. Jika sebelumnya, tahap II sebagian masyarakat sudah dapat, hal itu diakibatkan data penerima dari kementerian untuk tahap II tidak diterima secara keseluruhan melainkan secara berangsur.
“Jadi yang disampaikan oleh adik adik itu bahwa tidak ada namanya atau hilang namanya itu tidak benar seharusnya yang benar adalah mereka itu datangnya di Permen terakhir ini dan Alhamdulillah hari ini kami dengan PT pos itu sudah berembuk untuk membuat jadwal penyaluran desa desa sebagaimana tahap pertama,”jelasnya.
Laporan ; Samidin