oleh

“Kampiri In Bombana Regency”, Akan Menyusuri Kota Solo Di Perayaan HUT Dekranas Ke 44

Bombana,HarapanSultra, COM -Kota Solo bersiap menyambut perayaan ulang tahun ke-44 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-52 yang akan digelar pada 13 hingga 17 Mei 2024. Dalam perayaan megah ini, Kabupaten Bombana, di bawah kepemimpinan Penjabat Bupati Drs. Edy Suharmanto, M.Si, siap menampilkan pesona budaya lokal melalui partisipasi aktif Dekranasda Kabupaten Bombana.

Mengambil bagian dalam parade yang akan berlangsung pada Rabu, 15 Mei 2024, Dekranasda Bombana akan memamerkan sebuah mobil hias bertema “Kampiri in Bombana Regency.” Mobil hias ini didesain dengan keindahan detail yang mencerminkan rumah tradisional Kampiri, yang sarat dengan nilai sejarah dan budaya Bombana. Sebagai salah satu dari tiga wakil Sulawesi Tenggara, mobil hias tersebut menampilkan relief khas Bombana dan miniatur bangunan Kampiri, yang disusun dengan sentuhan seni tinggi oleh tim kreatif Dekranasda Bombana.

Kemegahan ini akan semakin lengkap dengan hadirnya penari dan pengiring yang mengenakan kostum tradisional Bombana, menjadikan parade ini sebagai etalase budaya yang hidup dan memukau di tengah kota Solo.

Ny. Aeni Mutmainnah, S.Pd., MM., selaku Pj Ketua TP PKK Kabupaten Bombana, menjelaskan bahwa tema “Kampiri in Bombana Regency” dipilih untuk menggambarkan rumah adat Bombana yang digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil panen. Ia menjelaskan bahwa ornamen yang menghiasi Kampiri mencerminkan nilai-nilai penting masyarakat Bombana, seperti tanduk rumah berbentuk kerbau yang melambangkan kerja keras, serta ukiran yang melambangkan patriotisme, keberanian, dan keramah-tamahan.

Mobil Hias Dekranasda Kabupaten Bombana dalam tahap Finishing
Mobil Hias Dekranasda Kabupaten Bombana dalam tahap Finishing

Tidak hanya itu, legenda dan ikon khas Bombana juga akan dihadirkan dalam mobil hias ini. Motif Burisininta (paku-paku) dan Bosu-Bosu (berenda tunggal), serta Jonga, rusa yang dahulu mendiami Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, akan menjadi bagian dari desain yang memikat.

Lebih lanjut, Ny. Aeni juga menyebutkan bahwa Be’u atau Balase, kerajinan tangan tradisional Bombana, turut dipamerkan sebagai simbol pemersatu masyarakat. Anyaman ini tidak hanya menonjolkan keindahan tetapi juga memiliki fungsi penting dalam penyelenggaraan adat.

Dengan partisipasi ini, Ny. Aeni berharap Kabupaten Bombana dapat terus memajukan budaya lokal dan memberikan inspirasi bagi generasi mendatang. “Ini adalah penghormatan yang layak bagi warisan nenek moyang, dan komitmen untuk menjaga agar gemerlap masa lalu tetap menginspirasi dan menerangi masa depan,” pungkasnya.(ADV)

BACA JUGA BERITA MENARIK LAINNYA