Bombana,HarapanSultra.Com | Isu yang tersebar di media sosial tentang adanya bibit kopi yang terlantar akibat tidak ada petani dan tidak adanya ketersedian lahan untuk ditanami membuat para Petani di Kabupaten Bombana kesal,” Sabtu (18/6/2022)
Isu yang sengaja di hembuskan oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab beberapa waktu lalu, langsung di tanggapi ketua kelompok tani samaturu, desa wambarema, kecamatan poleang utara.
Menurut Alwi, ketua kelompok tani samaturu, bibit kopi yang di turunkan dititik yang paling strategis, kemudian di salurkan ke masing masing petani.
“ini salah satu anggota saya, lahan kebunnya sejauh 4 kilo meter dari titik bongkar, harus melewati jembatan darurat hingga dia pikul itu bibit sekuat kemampuannya,” ujarnya
Alwi, sangat menyayangkan, semangat para petani di pelintir dengan isu isu tidak benar, dia juga mengajak para awak media untuk melihat langsung hasil tanamannya untuk membuktikan ketidakakuratan isu tersebut.
Ditempat yang berbeda, seorang petani yang menerima bibit kopi, dari Desa La’ea, Ambo Saka, meluapkan kekesalannya, dengan menunjuk bibit kopi yang belum sempat di tanamnya.
“kami masih dalam proses penanaman ini, jangan bicara sembarangan, coba datang disini itu yang bilang supaya saya ikat di bawah pohon kelapa” kesalnya
Hal senada diungkapkan kelompok tani perintis, Nundang, ia menjelaskan foto bibit kopi yang di unggahan dimedia sosial, yang di klaim ditelantarkan merupakan bibit kopi dari kelompoknya yeng belum sempat ditanami.
“itu yang sudah kami tanam dan ini adalah bibit yang belum di tanam tetapi kami masih proses menggali, untuk menanam,” ungkapnya sambil menunjuk sebaran bibit dilahannya.
Menurut Nundang atau pangilan akrabnya eko, bantuan bibit kopi dari Pemerintah Bombana, merupakan angin segar bagi para petani untuk bisa memanfaatkan sejumlah lahan kosongnya, ia juga mengatakan semua bibit kopi yang akan di tanami masih kurang, dan masih banyak lahan para petani yang belum tergarap.
“jadi inilah kenyataannya, tidak seperti yang beredar di media sosial, tidak benar itu,” terangnya.
Eko, menuturkan Kelompoknya Perlu 2 minggu lagi untuk merampungkan semua penanaman bibit kopi.
Sementara itu, Salah satu penyuluh pertanian yang enggan di sebut namanya mengatakan, isu isu yang tidak berdasar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan, sangat mengganggu kinerja dan mencoreng nama baik petugas lapangan yang telah melakukan verifikasi vaktual, penyuluhan dan pendampingan.
“kami telah meningkatkan intensitas pendampingan penanaman dan penyaluran, jam kerja kami di lapangan meningkat, kami berusaha se-profesional mungkin akan tetapi sangat disayangkan ada oknum tertentu tidak menghargai kami, membuat kesimpulan padahal tahapan proses belum selesai, jelas kami tersinggung,” pungkasnya.
Reporter: Perliyansa