oleh

Man Arfa Tegaskan Kolaborasi Lintas Sektor,Kunci Penanganan Stunting di Kabupaten Bombana

-ADS-1200views

Bombana, HarapanSultra, COM / – Penanganan masalah stunting tidak dapat dilakukan secara terisolasi oleh satu sektor saja. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci penting dalam upaya menurunkan angka stunting. Dalam rangka mencapai hasil yang optimal, perlu adanya kerjasama antara berbagai bidang, termasuk kesehatan, pendidikan, dan keberlangsungan hidup.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bombana, Drs. Man Arfa, M.Si, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pengendalian dan Pencegahan Stunting (TPPS) di kabupaten ini, menegaskan pentingnya kerjasama lintas sektor.

“Stunting bukanlah masalah yang dapat diselesaikan oleh satu sektor saja. Diperlukan pendekatan multi-sektor yang melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan mempertimbangkan tupoksinya. Ini merupakan bagian strategis yang didukung oleh unsur kewilayahan,” ujar Man Arfa dalam wawancara dengan www.HarapanSultra.com  di ruang kerjanya pada Rabu, 3 April 2024.

Dalam mengatasi stunting, program-program harus berjalan secara berkelanjutan dan terintegrasi dari berbagai dimensi, termasuk kesehatan, pendidikan, dan keberlangsungan hidup. Man Arfa menekankan bahwa stunting bukan hanya persoalan gizi buruk semata,tetapi juga melibatkan faktor-faktor lain seperti keturunan, lingkungan tempat tinggal yang tidak layak, akses terhadap air bersih yang kurang optimal, dan ventilasi yang tidak memadai.

“Konsistensi dalam pelaksanaan program menjadi kunci, dengan semua aspek harus terukur dan berbicara mengenai output, outcome, dan dampak yang dihasilkan.” Bebernya.

Selain itu, Man Arfa juga mengajukan pentingnya sinergi dalam metode perhitungan data stunting. Saat ini, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil perhitungan menggunakan Early Prevention and Promotion Growth Monitoring (EPPGM) dan hasil survei Stunting Severity Grading Index (SSGI) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Untuk memastikan intervensi yang tepat sasaran, Man Arfa menegaskan perlunya kolaborasi dalam mengelaborasi metode perhitungan data stunting.

“Data yang salah akan mengakibatkan langkah-langkah yang tidak efektif. Tim TPPS harus memeriksa metode yang digunakan dan memahami mengapa terdapat perbedaan yang signifikan,” tegasnya.

Man Arfa juga menyoroti peran unsur kewilayahan dalam percepatan penurunan stunting. Para lurah dan kepala desa memiliki peran penting dalam memastikan data laporan yang akurat mengenai progres penanganan stunting. Data ini menjadi dasar untuk mengukur keberhasilan program dan memastikan bahwa upaya yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan bayi yang mengalami stunting.

“Dengan kolaborasi lintas sektor dan keterlibatan aktif dari unsur kewilayahan, semoga upaya penurunan stunting di Kabupaten Bombana dapat mencapai hasil yang lebih baik dan berkelanjutan. Semua pihak perlu bersinergi untuk mengatasi tantangan ini dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda” Pungkas Jenderal ASN di Kabupaten Bombana tersebut.

BACA JUGA BERITA MENARIK LAINNYA