Bombana,HarapanSultra, COM / Pemerintah daerah Bombana mengikuti rapat koordinasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri dalam rangka pengendalian inflasi tahun 2024 melalui Zoom Meeting, Rabu (3/01/2024).
Rapat koordinasi ini membahas langkah-langkah konkrit untuk menjaga stabilitas harga di daerah, mengingat inflasi nasional yang masih terjadi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti hari-hari besar keagamaan, kelompok makanan, minuman dan tembakau, serta dampak El-Nino.
Pj. Bupati Bombana, Drs. Edy Suharmanto.,M.Si mengatakan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengawasi pergerakan harga di pasar dan mengantisipasi faktor-faktor yang dapat memicu inflasi.
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat dan daerah yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam pengendalian inflasi,” ujar Edy Suharmanto.
Berdasarkan data nasional, diketahui bahwa inflasi negara Indonesia berada di angka **2,61 %** dan masuk dalam kategori inflasi sedang, karena dari tahun ke tahun berada di angka 2,61%. Kondisi inflasi secara nasional masih terjaga baik. Namun hal ini tidak boleh membuat kita terlena karena angka inflasi dari bulan ke bulan terjadi kenaikan. Inflasi dari bulan ke bulan sebesar **0,41%** sedangkan inflasi dari tahun ke tahun sebesar 2,61%.
Adapun Penyebab terjadinya inflasi antara lain:
1. Terjadi pada momen hari-hari besar keagamaan nasional (HBKN), seperti puasa, lebaran serta perayaan natal dan tahun baru.
2. Penyumbang utama andil inflasi untuk bulan desember tahun 2023, berupa inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau.
3. Dampak El-Nino yang menyebabkan mundurnya musim tanam yang berpotensi penurunan produksi pangan.
Pada rapat koordinasi kali ini, dibahas kondisi cuaca dan proyeksi kedepan, seperti El-Nino yang masih terjadi namun dampaknya sudah tidak separah pada saat bulan Juni – Oktober 2023, dan saat ini separuh wilayah Indonesia sudah masuk musim penghujan, dan puncak curah hujan diproyeksikan terjadi bulan Juni tahun 2024.
Akibat kondisi cuaca, musim tanam dan panen menurun dan diperkirakan puncak panen terjadi pada bulan April – Mei 2024, dan kemudian berjaga-jaga risiko panen pada saat curah hujan tinggi.
Berdasarkan hasil rapat, diharapkan agar tiap daerah mengecek berapa stok dan kebutuhan yang diperlukan serta mengkoordinasikan bagaimana cara tim untuk membantu daerah-daerah yang dalam keadaan defisit, khususnya bawang yang sangat tergantung pada impor. Olehnya semua itu dibutuhkan keseriusan dalam penyebaran apakah benar yang diimpor sudah sampai atau tepat sasaran.
Selanjutnya perlunya koordinasi pada dinas terkait untuk mengecek daerah-daerah yang surplus untuk dapat bekerja sama dengan daerah yang mengalami inflasi, dan dibutuhkan pendampingan serius dalam penanganan inflasi ini.